Hukum & Kriminal

Insiden Persekusi di Sepatan Timur, Pencari Barang Bekas Babak Belur Dihajar Warga

Redaksi
40
×

Insiden Persekusi di Sepatan Timur, Pencari Barang Bekas Babak Belur Dihajar Warga

Sebarkan artikel ini

KABUPATEN TANGERANG – Insiden persekusi terhadap seorang pria pencari barang bekas terjadi di Kampung Kedaung, RT 03/02, Desa Kedaung Barat, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Rabu, 18 -06-2025, sekitar pukul 07.00 pagi. Pria tersebut mengalami luka parah di bagian wajah setelah diduga dihajar oleh warga.

Kejadian bermula saat seorang warga bernama Jefri memergoki pria itu tengah berusaha membawa barang berupa besi dari sekitar pekarangan rumahnya. Merasa curiga dan mengklaim sudah beberapa kali kehilangan barang seperti kloset dan besi GRC, Secara spontan Jefri langsung memukul pria tersebut.

Aksi itu kemudian mengundang reaksi warga dan diikuti oleh beberapa warga yang turut melakukan pemukulan.

“Karena curiga dengar suara berisik, Saya pergoki dia lagi berusaha ngangkut besi itu, Saya spontan emosi dan langsung mukul dan dia juga ngaku kalau dia juga yang ambil barang-barang saya yang hilang, Tapi saya gak sendirian, ada warga lain juga bantu,” ujar Jefri saat dikonfirmasi.

Pria yang menjadi korban ternyata sehari-hari dikenal warga sebagai pencari barang bekas (kerompongan). Namun menurut keterangan seorang wanita yang mengaku sebagai ibunya, pria tersebut memiliki keterbatasan mental.

“Saya gak terima anak saya digebukin sampai luka-luka begini. Dia memang sehari-hari cari barang bekas, namanya juga orang begitu, kadang lihat barang di luar dikira gak kepake,” ucap sang ibu yang berasal dari Kampung Kelor dengan nada lirih.

Ia juga mengeluhkan sepeda anaknya yang biasa digunakan untuk mengais rezeki turut menjadi sasaran dan dirusak dalam insiden tersebut.

Peristiwa tersebut akhirnya diredam oleh aparat setempat, termasuk ketua RT, kepala dusun, dan petugas linmas desa (Poldes), yang meminta agar kasus ini tidak diperpanjang dan diselesaikan secara kekeluargaan.

Meski upaya damai diupayakan, insiden ini menuai keprihatinan banyak pihak. Bahkan menurut salah satu warga sangat menyayangkan tindakan main hakim sendiri yang masih kerap terjadi di tengah masyarakat.

“Sekalipun ada dugaan pencurian, tidak bisa dibenarkan melakukan kekerasan. Ada jalur hukum yang harusnya ditempuh,” tegas salah satu warga di lokasi

Insiden ini menjadi pengingat bahwa ketidakadilan seringkali menimpa kalangan rentan termasuk mereka yang hidup di garis marjinal dan memiliki keterbatasan mental. Aparat penegak hukum diharapkan tetap melakukan investigasi guna mencegah peristiwa serupa terulang kembali.(Red)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *