KABUPATEN TANGERANG – Proses Pembangunan Perumahan Asthara Skyfront City oleh PT.Bumi Bandara Indah yang berlokasi di Desa Pondok Kelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang Provinsi Banten masih menuai kritikan masyarakat.
Pasalnya, dengan adanya proyek tersebut akan berdampak negatif pada warga sekitar, dari hasil pantauan awak media ke lokasi pengerjaan proyek perumahan Asthara Skyfront City pada Senin 22 September dan Kamis 25 September 2025, ada beberapa lokasi saluran air dan jalan akses warga diduga di tutup oleh pengembang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Pondok Kelor Junaedi saat dikonfirmasi perihal jalan dan saluran air aset milik Desa/Pemda dirinya mengatakan, tidak ada jual beli jalan dan saluran air dalam pembangunan perumahan Asthara Skyfront City. Namun, ada pergantian saluran air untuk warga.
“Tidak ada jual beli jalan dan saluran air, hanya ada pergantian titik saluran air untuk warga.” jelas kepala desa pondok kelor.
Ditempat terpisah, salah satu warga kampung bulak teko desa pondok kelor kecamatan Sepatan Timur berinisial EY (46) mengungkapkan kekecewaannya akibat adanya pembangunan perumahan Asthara Skyfront City yang dirasa berdampak negatif bagi warga sekitar. Hal itu, karena mengakibatkan banjir di musim penghujan akibat abainya perhatian dari pihak pengembang.
“Semenjak ada proyek ini kalau hujan, disini lumayan banjir karena kan saluran air nya di tutup urugan yang tadinya akses pembuangan air ke sawah. Sekarang ga ada lagi akses saluran pembuangan air, memang ada pergantian saluran air tapi ga maksimal malah lebih kecil dari sebelumnya lalu akses pembuangan air juga ga ada apalagi kalau hujan, air dari lingkungan proyek turunnya kesini ke pemukiman warga,lihat aja tu jelas ada paralon dari dalam malah pembuangan air ke pemukiman warga.” ungkapnya.
Lebih jauh EY mengeluhkan, dampak negatif dari adanya pembangunan perumahan yang dikembangkan oleh PT. BBI yang menurutnya tidak bijaksana pada warga sekitar.
“Dari awal pengurugan sampai sekarang kurang lebih empat tahunan, hanya satu kali kebijakan itupun pas awal pengurugan, kompensasinya hanya 50 ribu rupiah. Dan, tidak semua warga diberikan hanya beberapa rumah aja, kesininya ga pernah dikasih lagi. Kalau sudah begini nasib warga yang kena dampak banjir dan bising nya dari proyek itu lalu kami mau mengadu kemana, orang RT RW nya aja ikut kerja, kepala desa nya pun tidak pernah kroscek ke bawah.” keluhannya.
Sementara itu, Devyani Anggraini selaku Humas PT.Bumi Bandara Indah ketika dikonfirmasi melalui via WhatsApp, perihal dugaan pengurugan pada lokasi saluran air warga dan jalan lingkungan menjawab, bahwa pemberitaan sudah di terbitkan oleh salah satu media online dan meminta agar wartawan dari media online suluh news serta pimpinan redaksinya untuk datang ke kantor.
“Bukankah sudah diberitakan oleh anda mba Tuti?, Sebelum menulis, apakah ada konfirmasi?, ke kantor aja, kita diskusi maunya apa. Sudah dapat konfirmasi dengan Pak Djoko, mengapa butuh statement lagi dari humas?, Mau nya apa ?.” balasnya dengan ketus, pada Senin 29 September 2025.
Sampai berita ini ditayangkan Humas Asthara Skyfront City tidak dapat memberikan jawaban perihal saluran air dan jalan lingkungan akses warga yang diduga sudah diurug pihak pengembang.